Selasa, 06 Maret 2012

The Ideas Of March Serta kaitannya dengan Peranan Media dalam politik dan Komunikator Politik


The Ideas Of March
Serta kaitannya dengan Peranan Media dalam politik dan Komunikator Politik

Sebelum membahas tentang inti yang disampaikan dalam sebuah film yang berjudul “ The Ideas of March” adakalanya kita paham apa itu politik dan apa saja yang termasuk dalam komunikator politik serta bagaimana peranan media massa dalam sebuah komunikasi politik.
Politik adalah usaha untuk menggapai kehidupan yang baik. Untuk mencapai kehidupan yang baik tersebut perlu tujuan.  Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut berbagai cara dilakukan, yang terkadangkanlah bertentangan satu dengan yang lainnya (Miriam Budiarjo, 2008 ). Namun memang sekarang ini, untuk mencapai suatu tujuan tersebut orang melakukan berbagai jalan untuk menggapainya, akan tetapi banyak dengan jalan yang negatif, sehingga hal tersebut menimbulkan berbagi kontroversi. Secara kodratnya politik itu tidaklah kotor, namun para actor dari politik yang membuat politik tersebut menjadi kotor, sehingga dalam lingkungan masyarakat hidup dan tumbuh sebuah paradigma kalau politik itu sangatlah kotor. Hal tersebut akan semakin bersemayam dalam suatu lingkungan masyarakat seiring dengan adanya suatu media yang menggiring masyarakat untuk berependapat demikian, karena media dengan gampang sekali akan membentuk suatu opini publik. Mesipun kalau dipandang zaman, tidak mungkin rasanya teori jarum hipodermik akan berlaku lagi dalam masyarakat, karena hal tersebut hanya terjadi pada zaman orde baru, namun kenyataannnya masyarakat Indonesia saat ini benar-benar mempercayai dan meyakini apa yang disampaikan oleh media adalah suatu kebenaran yang abadai dan benar adanya sesuai dengan fakta yang ada dalam lingkungan. Dengan adanya konflik politik yang memanas saat ini, antara partai penguasa dan oposisi semakin menjadi-jadi, di tambah lagi dengan kampanye terselubung untuk menuju singgasana pmilu 2012. Perguliran bola panas politik semakin menjadi-jadi layaknya bola salju.
Berbicara tentang yang terdapat dalam komunikator politik, maka ada beberapa komponen yang terdapat dalam komunikator politik. Menurut Dan Nimmo ada tiga hal yang terdapat dalam komunikator politik yaitu : Politikus, Profesional, dan aktivis
1.      Politikus
Politikus adalah adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan pemerintah, tidak peduli apakah mereka dipilih, ditunjuk, atau pejabat karier, dan tidak mengindahkan apakah jabatan itu eksekutif, legislatif, atau yudukatif. Dalam hal ini politikus pun dibagi dua yaitu: politikus ideolog dan politikus partisan. Politikus ideolog adalah orang-orang yang dalam proses politik lebih memperjuangkan kepentingan bersama/publik. Mereka tidak begitu terpusat perhatiannya kepada mendesakkan tuntutan seorang langganan atau kelompoknya. Mereka lebih menyibukkan dirinya untuk menetapkan tujuan kebijakan yang lebih luas, mengusahkan reformasi, bahkan mendukung perubahan revolusioner-jika hal ini mendatangkan kebaikan lebih bagi bangsa dan negara. Politkus partisan adalah orang-orang yang dalam proses politik lebih memperjuangan kepentingan seorang langganan atau kelompoknya.
2.      Profesional
Profesional adalah orang yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi, karena keahliannya berkomunikasi. Ini adalah suatu profesi baru sehubungan dengan adanya revolusi dalam komunikasi. Profesional setidaknya mempunyai dimensi utama yaitu media massa dan perkembangannya serta media khusus. Dalam media massa maupun media khusus perlu sekali pengelolaan lambang-lambang sehingga mempunyai suatu ketepatan makna. Di sinilah masuknya komunikator profesional. James Carey (dalam Nimmo, 1989) mengatakan bahwa komunikator profesional adalah makelar simbol, orang yang menerjemahkan sikap, pengetahuan, dan minat suatu komunitas bahasa ke dalam istilah-istilah komunitas bahasa yang lain ang berbeda tetapi menarik dan dapat dimengerti. Komunikator profesional beroperasi (menjalankan kegiatannya) di bawah desakan atau tuntutan yang, di satu pihak, dibebabnkan oleh khalayak akhir dan, di lain pihak , oleh sumber asal. Seperti politikus yang dapat dibedakan politikus ideolog dan partisan, profesional mencakup para jurnalis pada satu sisi, dan para promotor pada sisi lain.
3.      Aktivis
Aktivis adalah komunikator politik utama yang bertindak sebagai saluran organisasional dan interpersonal. Dalam aktivis terdapat dua hal. Yang pertama yaitu Juru bicara. Biasanya juru bicara tersebut tidak mempunyai keinginan, memegang atau mencinta-citakan jabatan dalam pemerintah. Dalam hal ini komunikator tidak sama dengan politikus yang menjadikan politik sebagai ladang untuk mencari pekerjaan. Dalam hal jurubicara juga bukanlah profesional dalam komunikasi, akan tetapi dia cukup terlibata dalam kegiatan politik. Kedua, terdapat pemuka pendapat yang bergerak dalam jaringan interpersonal. Biasanya dalam suatu problematika orang seringkali dihadapkan dengan dialektika-dialektika yang sulit, sehingga dibutuhkan orang yang dapat menjawab solusi dari problematika tersebut. Mereka biasanya mempunyai dua hal yaitu kemampuan mereka untuk memengaruhi suatu pendapat, dalam artian mereka dapat meyakinkan orang orang lain agar orang lain tersebut memercayai pendapat mereka tersebut. Yang kedua adalah meneruskan informasi politik dari media berita kepada masyarakat umum.
Pengaruh Media Terhadap Politik
Media mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah politik. Bahakan suatu asumsi mengatakan bahwa jika ingin sukses dalam berpolitik, maka dekatilah suatu media. Karena media mempunyai peranan yang sangat penting dalam penentu gagal atau suksesnya seseorang atau sekelompok orang dalam suatu politik. Dengan media massa seseorang atau sekelompok orang dapat membuat image atau citra terhadap seseorang atau sekelompok orang, sehingga dengan adanya media dapat memebentuk sebuah opini publik yang berpengaruh dalam keberhasilan dalam berpolitik. akan tetapi, media dapat juga dijadikan juga sebagi boomerang atau alat untuk menyerang seseorang, atau sebuah organisasi sehingga organisasi tersebut citranya dimata publik menjadi jelek. Jadi secara general dapat kita katakan bahwa media massa mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk sebuah opini publik dan media massa dapat menentukan apakah seseorang, sekelompok orang atau organisasi berhasil atau gagal dalam sebuah politik.
The Ideas Of March
Dalam film ini ada tokoh sentral yang sangat menarik yaitu Steve. Steve kalau menurut komunikator politik seperti apa yang dikatakan oleh Dan Nimmo bahwa Steve dapat dikatakan sebagai seorang profesional dan aktivis. Alasan yang mengatakan Steve sebagai seorang profesional adalah karena Steve menjadikan ranah politik sebagai lapangan kerja. Alasa yang mengatakan Steve sebagai seorang aktivis adalah karena dia sangat berpengaruh dalam membentuk opini orang lain. Semulanya Steve bekerja untuk Morris yang akan menjabat sebagai gubernur. Steve memang mempunyai ide-ide cemerlang untuk membuat image dan opini public sehingga dari pihak lawan merasa kalau kubu Steve pasti akan menang. Sehingga dari pihak lawan yang bernama Paul melakukan pertemuan secara sembunyi-sembunyi dengan Steve. Paul menawarkan kepada Steve untuk bekerja untuk kubu Paul dan meninggalkan Morris. Karena dimata Paul, Morris itu sudah selesai dan dalam hitungan waktu Morris akan tamat. Bahkan Paul tak tanggung-tangggung menawarSteve dengan harga yang sangat mahal bahkan menjanjikan sebuah kedudukan dalam pemerintah. Namun mulanya Steve tidak mau untuk melakukan pengkhianatan kepada Morris. Dan pertemuaan antara Steve dan Paul diceritakan oleh Steve kepada salah seorang rekannnya. Steve menjelaskan kalau dia menolaknya dan Steve sempata diaktakan oleh temannya sebagai seorang pengkhianat. Namuan ibarata kata pepatah sesuatu yang busuk kalau disimpan-simpan suatu saat dia tetap bakal tercium juga. Akhirnya pertemuan Steve dan Paul diketahui oleh Ida, seorang wartwan, yang merupakan teman dari Steve. Ida sempat mengancam, aklau Steve tidak memebrikan informasi yang di inginkannya secara detail, maka ida akan mengarang suatu cerita pertemuan antara pertemuan Steve dengan Paul.
Akhirnya Morris pun tahu pertemuan antara Steve dan Paul dan Steve pun dipecat dari kubu Morris. Setelah dipecat dari pihak Morris, Steve datang kepada Paul untuk meminta pekerjaan dan Stevepun bersedia bekerja sama dengan pihak Paul. Akan tetapi, yang didapatkan oleh Steve adalah bahwa Paul tidak memberikan pekerjaan. Bahakan Paul mengatakan untuk apa Steve datang kepada dirinya. Steve bukan siapa-siapa lagi apa yang akan diberikan oleh Steve terhadap pihak Paul.Setelah Steve menjelaskan kalau dirinya bisa dan tahu cara untuk mengalahkan Morris, tetapi Paul tetap tidak mau memberikan pekerjaan tersebut kepada Steve. Steve akhirnya menemui Morris agar dia bekerja kembali. Namun Morris tidak mau, namun Steve mengancam akan membongkar semua aib perselingkuhannya. Di akhir kata Steve menang karena dia berhasil untuk balas dendam


Kesmipulan
Dalam film The Ideas Of March itu menggambarkan kepada kita bahwa banyak cara yang dilakuakn orang untuk mendapatkan suatu kemenangan dalam suatu pertarungan politik.bahkan dengan cara-cara yang boleh dikatakan kotor sekalipun. Kalau tidak ada udang dibalik batu mungkin tidak akan terjadi pemecatan Steve dari pihak Morris. Dan memang ada orang yang hanya menggunakan politik sebgai lahan pekerjaan baginya karena keprofesionalannya dalam berkomunikasi.

Referensi
Ø Arrianie, Lely. 2010. Komunikasi Politik : Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik. Bandung : Widya Padjadjaran
Ø Dan Nimmo.1989. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media (Edisi Terjemahan oleh Tjun Surjaman). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ø Jalaluddin Rakhmat.1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ø Arifin, Anwar.2006.Pencitraan Dalam Politik, Strategi Pemenangan Pemilu Dalam Perspektif Komunikasi Politik. Jakarta:Pustaka Indonesia
Ø Hamad, Ibnu.2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media.Jakarta :Granit
Ø Budiarjo, Miriam,Prof.2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Ø Zulkarnaen Nasution.1990.Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Jakarta: Yudhistira.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar